Indonesia saat ini berada di garis depan dalam perkembangan ekonomi syariah global. Dengan populasi muslim terbesar di dunia—sekitar 231 juta jiwa atau 86,7% dari total penduduk—potensi untuk menjadi pusat ekonomi syariah dunia terbuka sangat lebar. Laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2023/2024 bahkan menempatkan Indonesia pada peringkat ke-3 dunia dalam pengembangan ekonomi syariah, khususnya di sektor makanan halal, modest fashion, keuangan syariah, dan wisata halal.
Melihat capaian ini, Indonesia tidak boleh hanya puas menjadi pemain besar di tingkat nasional, melainkan harus mampu bersaing sebagai Global Halal Hub 2030. Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan kolaborasi yang erat antara pemerintah, industri, akademisi, serta masyarakat, terutama pesantren dan santri yang memiliki peran strategis dalam membangun basis ekonomi rakyat.
Pesantren sebagai Episentrum Ekonomi Syariah
Selama ini pesantren dikenal sebagai pusat pendidikan keagamaan. Namun, dalam satu dekade terakhir, peran pesantren berkembang menjadi lebih luas: sebagai pusat pemberdayaan ekonomi, sosial, dan budaya. Dengan ribuan pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia, serta jutaan santri yang aktif di dalamnya, pesantren dapat menjadi motor penggerak ekonomi syariah yang berakar kuat pada komunitas.
Santri bukan hanya calon ulama, tetapi juga calon entrepreneur syariah yang bisa bersaing di dunia bisnis halal. Melalui pembinaan, akses modal, pelatihan, dan dukungan ekosistem, santri dapat melahirkan usaha-usaha kreatif di sektor makanan halal, fashion, pariwisata halal, hingga digitalisasi berbasis syariah.
NTB sebagai Panggung Nasional
Indonesia Ekonomi Syariah Forum & Expo 2025 akan digelar di Islamic Center Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 24–26 Oktober 2025. Pemilihan NTB bukan tanpa alasan. Daerah ini telah lama dikenal sebagai salah satu destinasi wisata halal unggulan nasional. Dengan keindahan alam, potensi budaya, serta basis pesantren yang kuat, NTB menjadi contoh nyata sinergi antara nilai keislaman dan pengembangan ekonomi.
Melalui forum ini, NTB diharapkan semakin kokoh sebagai pusat wisata halal, sekaligus menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengembangkan ekonomi syariah berbasis potensi lokal.
Agenda Indonesia Ekonomi Syariah Forum & Expo 2025
Selama tiga hari, forum ini akan menghadirkan serangkaian kegiatan, antara lain:
Diskusi Panel dan Seminar yang menghadirkan tokoh nasional, pemerintah, akademisi, dan pelaku industri halal.
Pameran UMKM Halal dan Industri Kreatif yang menampilkan produk unggulan dari pesantren dan daerah.
Business Matching dan Forum Investasi yang mempertemukan investor dengan pelaku usaha syariah.
Halal Culinary & Creative Expo, festival kuliner halal serta pameran modest fashion.
NTB Halal Tourism Tour, city tour ke destinasi wisata halal unggulan seperti Mandalika dan desa wisata Islami.
Awarding Night, penghargaan untuk pelaku wisata halal dan UMKM berprestasi.
Manfaat Bagi Berbagai Pihak
Indonesia Ekonomi Syariah Forum & Expo 2025 diharapkan membawa manfaat yang luas:
Bagi pemerintah pusat, forum ini menjadi sumber masukan kebijakan berbasis aspirasi daerah dan pesantren.
Bagi pemerintah daerah, forum ini menyediakan model implementasi ekonomi syariah sesuai potensi lokal.
Bagi industri halal, forum ini membuka peluang kerja sama dengan ekosistem pesantren.
Bagi santri dan pesantren, forum ini memberikan akses ke ilmu, pasar, modal, dan teknologi.
Bagi akademisi, forum ini menjadi ruang pengembangan riset dan inovasi berbasis kearifan lokal.
Menatap Indonesia 2030
Lebih dari sekadar pertemuan tahunan, Indonesia Ekonomi Syariah Forum & Expo 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju Global Halal Hub 2030. Dengan pondok pesantren sebagai episentrum dan santri sebagai aktor utama, ekonomi syariah diharapkan tidak hanya tumbuh secara kuantitatif, tetapi juga berkontribusi nyata pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Momentum ini juga menjadi pengingat bahwa ekonomi syariah bukan sekadar tren, melainkan jalan panjang menuju kemandirian bangsa, di mana nilai-nilai Islam berpadu dengan inovasi, teknologi, dan daya saing global.
